Asuransi yang menjamin Fasilitas Infrastruktur?

Negara kita, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13,466 pulau dari Sabang sampai Merauke, oleh karena itu membutuhkan infrastruktur pendukung sebagai media transportasi dan penunjang kegiatan ekonomi nasional.

Sesuai dengan mandat Presiden RI ke 7, Bapak Jokowi saat terpilih menjadi Presiden pada tahun 2014 mengagas sejumlah pembangunan infrastruktur seperti Jalan, Pelabuhan, Pembangkit Listrik dan Jalur kereta api dalam 5 tahun masa kerjanya dengan nilai investasi lebih dari Rp. 5,500 Triliun. Jadi harus diimbangi dengan proteksi atau jaminan atas infrastruktur yang telah dibangun tersebut sebagai media transfer risiko karena nilai investasinya yang besar.

Lalu, apakah ada produk asuransi yang bisa menjamin fasilitas infrastruktur tersebut?

Ada, yaitu produk asuransi CECR (Civil Engineering Completed Risk) Insurance.

Tujuan utama produk asuransi ini adalah untuk memberikan perlindungan atas fasilitas infrastruktur yang sudah dioperasikan seperti Jalan, Jembatan, Dermaga dan Bendungan terhadap kerusakan atau kerugian fisik yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak pasti yang disebabkan oleh risiko-risiko yang disebutkan dalam jaminan polis.

Apa saja obyek yang dapat diasuransikan?

Jalan Raya atau Jalan Toll
Jembatan
Terowongan
Bandar Udara (Runway)
Pelabuhan Laut
Dermaga
Bendungan

Siapa saja pihak yang berhak mengasuransikan?

Pemerintah
Penyandang Dana (Bank atau Lembaga Keuangan lainnya)
Pemilik Fasilitas Infrastruktur

Apa saja risiko-risiko yang dijamin?

Kebakaran, petir, ledakan, tertabrak kendaraan darat atau kendaraan air
Kejatuhan pesawat terbang dan barang yang jatuh darinya
Gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami
Angin topan (gerakan udara yang melebihi skala 8 Beaufort)
Banjir atau genangan air
Tanah Amblas, tanah longsor, longsoran batu atau gerakan tanah lainnya
Tindakan kejahatan yang dilakukan oleh pihak ke 3

Apa saja perluasan jaminan yang dapat diberikan ?

Kerusuhan dan Huru-hara
Pencurian dan Kebongkaran
Biaya pembersihan puing (Removal of Debris)
Biaya Arsitek untuk merancang kembali bangunan dan biaya ahli lainnya
Kehilangan keuntungan / Loss of Profit akibat fasilitas infrastruktur yang tidak bisa digunakan karena rusak akibat risiko yang dijamin polis

Contoh kasus Klaim – Jalan Tol

Masih ingat kejadian jembatan penyebrangan orang yang runtuh setelah ditabrak mobil crane di Jalan Tol JOR pada tahun 2016 ini?

Sumber gambar

Kerusakan ini dijamin oleh polis CECR Insurance, karena penyebabnya adalah merupakan jaminan polis yaitu tertabrak kendaraan darat.

Bagaimana cara menentukan nilai pertanggungan?

Biaya keseluruhan (full cost) untuk membangun kembali obyek pertanggungan tersebut pada kondisi baru dengan jenis dan kapasitas yang sama, termasuk material bangunan, biaya buruh, biaya pengangkutan, dan pajak.

“Ingat ya, jika nilai tanah tidak diperhitungkan dalam memperhitungkan nilai pertanggungan”

Berapa besar nilai premi yang harus dibayar?

Tergantung dengan tingkat risikonya, sebagai gambaran umum untuk Jalan Tol maka rate dikisaran 0,1% – 0,15%, Sedangkan untuk Wet Risk seperti Dermaga,Pelabuhan dan Jembatan dikisaran 0,2% – 0,25%

Rate tersebut dikalikan dengan nilai pertanggungan misalnya Rp. 100,000,000,000 x 0,1% = Rp. 100 Juta, ditambah biaya administrasi polis

Data atau Informasi yang Diperlukan

Data atau informasi (sedikitnya) yang harus dilengkapi oleh calon tertanggung antara lain sebagai berikut :

Rincian Nilai Pertanggungan, Rincian obyek pertanggungan dan Lokasi obyek pertanggungan
Lay out fasilitas infrastruktur
Rincian kegiatan pemeliharaan
Laporan mengenai kerugian yang pernah dialami dalam 5 tahun terakhir

Untuk keterangan lebih lengkap mengenai besarnya harga asuransi atau premi untuk asset anda dapat menghubungi kami.